Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui

Sekali mendayung dua pulau terlampaui. Begitulah kira-kira peribahasa yang pas untuk Netusa. Tentu ada alasan khusus mengapa peribahasa tersebut berhak melekat pada kami. Dalam waktu yang bersamaan yaitu Senin s.d. Sabtu tanggal 27 Februari s.d. Maret 2023, kami tim kurikulum mendapat agenda besar melaksanakan dua program sekolah sekaligus.

Kegiatan pertama yaitu PTS untuk kelas 8 dan 9, STS untuk kelas 7 dan kegiatan yang kedua adalah Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Menuju Peningkatan Kinerja PTK dan Sekolah Ramah Anak. Dua agenda kegiatan ini kami kemas dengan cermat agar keduanya terlaksana dengan lancar. PTS/STS kami laksanakan mulai pukul 07.30 s.d 10.00. Sedangkan workshop kami laksanakan mulai pukul 10.30 s.d. 17.30 WIB. Kegiatan PTS/STS pada hari pertama dan kedua berjalan dengan lancar demikian juga dengan workshop.

Materi hari pertama ada tiga yaitu kebijakan Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Pembelajaran Berdiferensiasi dan PSE, dan Kebijakan Kepegawaian (Ijin, Cuti, Presensi dll.). Workshop dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Ibu Nunuk Dartini, S.Pd., M.S.i.. Pada kesempatan tersebut, beliau menyampaikan materi kebijakan Dinas Pendidikan Kota Salatiga. Dalam sambutannya beliau menyampaikan pentingnya mencintai pekerjaan kita sebagai guru. Di mana pun kita bertugas, berusahalah untuk beradaptasi dan memberikan yang terbaik untuk kemajuan sekolah.

Sebagai sekolah penggerak di Kota Salatiga, civitas akademika SMPN 7 harus meningkatkan kompetensi. Mengikuti berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, meng-update semua ilmu dan keterampilan, teknologi dan dinamika perubahan.

Guru diibaratkan seorang sopir, bukan seorang penumpang yang hanya duduk tenang dalam zona nyaman. Guru harus mampu memberi warna baru bagi sekolah. Guru yang baik ibarat seorang sopir, harus tahu arah dan tujuan membawa murid sampai mana. Sopir punya target waktu dan sasaran, mengatur kecepatan, membuat jadwal yang jelas, strategi untuk mencapai target, punya kemampuan menyelesaikan masalah yang dihadapi di perjalanan tugas, punya kreativitas untuk menemukan solusi alternatif sebuah masalah, memiliki tanggung jawab untuk selalu mendukung semua program yang sudah dicanangkan.

Bu Nunuk juga menyampaikan bahwa core value seorang ASN adalah beraklak, yaitu berorientasi pada pelayanan, akuntabel, kompeten, , loyal, adaptif, dan kolaboratif.

Materi selanjutnya adalah pembelajaran berdiferensiasi dan PSE oleh Ibu Puji Prasetyowati, Guru Penggerak SMP Negeri 7 Salatiga. Sebelum membahas materi, pemateri menyampaikan analisis rapot pendidikan SMPN 7 Salatiga. Yang perlu dicermati bersama adalah literasi numerasi dan karakter terutama kreativitas, kemandirian, gotong royong, dan bernalar kritis. Kelima hal tersebut mendapatkan rekomendasi prioritas dalam rapot pendidikan.

Berdasarkan analisis rapot pendidikan tersebut maka diperlukan langkah tepat untuk mengatasinya. Dengan statusnya sebagai sekolah penggerak, SMP Negeri 7 Salatiga harus berbenah dalam pembelajarannya. Guru tidak lagi terkukung dengan gaya lama, tetapi perlu menyelaraskan diri dengan perubahan. Salah satunya yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan penerapan KSE dalam pembelajaran.

Pembelajaran berdiferensiasi diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan belajar murid. Kebutuhan belajar murid didasarkan pada kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Pembelajaran harus dibangun berdasarkan komunitas belajar, artinya semua anggotanya adalah pemelajar (orang-orang yang belajar). Pembelajaran berdiferensiasi mencakup tiga aspek yaitu diferensiasi konten, isi, dan produk.

Meski sudah menjelag sore, peserta workhop tetap semangat mempelajari materi kompetensi sosial emosional. Apalagi ketika pemateri kedua mengajak peserta untuk melakukan icebreaking. Usai icebreaking, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan presentasi dari peserta.

Materi ketiga yaitu Kebijakan Kepegawaian tentang izin, cuti, prsensi, dll disampaikan oleh Kabid Tendik Kota Salatiga, Ibu Hariyati, S.Pd.,M.Pd. Sebagai ASN kita perlu memiliki delapan etos kerja yaitu kerja adalah rahmat, amanah, panggilan, aktualisasi, ibadah, seni, kehormatan, dan pelayanan. ASN juga memiliki hak untuk cuti. Jenis cuti di antaranya cuti sakit, cuti tahunan, cuti besar, cuti melahirkan, cuti alasan penting, cuti bersama, dan cuti di luar tanggungan negara.

Selain materi tersebut, Ibu Haryati juga menyampaikan materi kompetensi teknis guru yaitu inovasi pembelajaran digital, pengembangan ATP secara digital, pengembangan modul ajar secara digital, pengembangan bahan ajar interaktif yang berpusat pada siswa, pengembangan video pembelajaran, pengembangan LMS sederhana, pemanfaatan teknologi pembelajaran, pemanfaatan PMM untuk belajar mengajar, pemanfaatn PMM untuk pengembangan diri, pemanfaatan media untuk pembelajaran diferensiasi, pemanfaatan media untuk kegiatan proyek profil pelajar Pancasila, validasi media pembelajaran yang dibuat oleh guru.

Kegiatan workshop hari pertama diakhiri dengan foto bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *